Jumat, 30 Maret 2012

PENANAMAN MODAL ASING


BAB 1. Pendahuluan

Penanaman modal baik penanaman modal asing ataupun penanaman modal dalam negeri telah memainkan peranan yang sangat penting dalam menunjang sukses dan berlangsungnya pembangunan di Indonesia khususnya dalam mewujudkan pembangunan umum dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

Peranan yang di mainkan oleh penanam modal dalam meningkatkan kesejahteran rakyat banyak, masih akan terus berlangsung sampai masa mendatang. Untuk itu diperlukan upaya yang lebih serius dalam mengatur dan mengarahkan kegiatan-kegiatan usaha penanaman modal, agar mencapai tujuan yang diharapkan dan juga mencegah akibat negative yang mungkin timbul.

Banyak bisnis yang dapat dimanfaatkan untuk penanaman modal, penanaman modal jangka panjang maupun jangka pendek tentu semua itu untuk mendapatkan untung di kemudian hari. Orang membeli sebidang tanah, dengan harapan bahwa tanah yang ia beli akan naik harganya di kemudian hari. Orang membeli emas beberapa gram dan menyimpannya dengan alasan untuk bisa mendapatkan untung di saat harga emas sedang melinjak naik. Dari kasus di atas, prilaku seseorang itu disebut investasi .

BAB 2. Teori

Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk  melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan mdal asing sepenuhnya, maupun kerja sama sengan penanam modal dalam negeri. Penanam modal asing biasanya berasal dari pihak swasta sedangkan bantuan luar negeri dari pemerintah, badan Internasional, maupun dari pihak swasta. Penanaman modal asing ini diharapkan dapat mengurangi inflasi dan dapat mempercepat proses modernisasi di sektor-sektor yang menerima penanaman modal tersebut.

Penanaman modal asing dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, antara lain :
a.   Penanam Modal Langsung (direct foreign investment)
Penanam modal yang dimaksud dapat memberikan sumbangan sumbangan yang sangat berharga pada pembangunan ekonomi. Dalam hal ini, penanam modal langsung tidak hanya menyediakan dana modal dari mata uang asing yang di butuhkan tetapi juga membawa tenaga managemen, keahlian keusahawan, keahlian teknik, dan pengetahuan mengenai pasar dan pemasaran dari barang yang akan mereka hasilkan.

b.   Penanaman Modal Portfolio (portfolio investmen)
Penanam modal portfolio merupakan penanam modal dalam bentuk pemilik surat-surat pinjaman jangka panjang dan saham-saham dari perusahaan yang terdapat di Negara berkembang. Peranan yang dilakukan oleh penanam modal portfolio ini hanya sebatas menyediakan modal yang di butuhkan dalam pengembangan perusahaan-perusahaan industry dan kegiatan modern lainnya.

c.    Pinjaman eksport (export credits)
Penanam modal yang ini beda dengan penanam modal langsung dan penanam modal portfolio. Penanam modal ini bersifat pinjaman atau pembelian barang. Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka pendek yaitu memberikan kesempatan kepasa pengusaha atau pemerintah di Negara berkembang untuk membeli barang-barang modal berbentuk kredit yang harus di bayardalam jangka waktu yang sangat singkat yaitu 5 tahun.
Dalam hal ini, pinjaman eksport dapat memberikan keuntungan ataupun sumbangan yang cukup penting bagi suatu Negara. Modal jenis ini merupakan modal yang sangat mahal dikarenakan bunga yang tinggi serta nilai pinjaman yang disesuaikan dengan kenaikan harga-harganya, selain itu juga jangka pembayaran modal yang relatif singkat dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran bila dibandingkan dengan jenis penanaman modal yang lainnya.

BAB 3. Pembahasan
           
        Secara makro proses kemajuan ekonomi suatu Negara akan semakin lancer jika tingkat tabungan masyarakat mampu mengimbangi kebutuhan investasi yang akan dilakukan. Jika yang terjadi adalah tabungan masyarakat lebih sedikit, maka diperlukan peran di sektor swasta luar negeri atau asing untuk menutup celah atau kekurangan tersebut.

        Di sisi lain, masuknya modal asing menimbulkan pro dan kontra dalam menanggapinya. Beberapa alasan yang bersifat ekonomi yang menentang masuknya Penanaman Modal Asing diantaranya adalah sebagai berikut :
a.   Sangat jarang perusahaan multinasional bersedia menanam kembali keuntungan yang diperoleh di Negara-negara berkembang.

b.   Dilihat dari kepentingan neraca pembayaran, perusahaan multinasional dapat menyebabkan berkurangnya penerimaan devisa Negara, baik melalui neraca berjalan maupun lewat neraca lalulintas modalnya.

c.    Meskipun perusahaan multinasional turut menyetorkan pajak kepada Negara, namun mereka juga sering mendapatkan keringanan pajak dari pemerintah, serta perlindungan-perlindungan lainnya.

d.   Tidak jarang tujuan transfer teknologi tidak dapat berjalan dengan lancer. Disamping kesempatan tenaga kerja pribumi yang masih sulit untuk menduduki posisi-posisi kuci dalam perusahaan


Sedangkan ada juga pendapat yang bersifat non-ekonomi diantaranya adalah :
a.   Perusahaan multinasional sering memiliki kedudukan sebagai perusahaan monopolis
b.   Perusahaan multinasional tidak jarang hanya memproduksi komoditi untuk kalangan tertentu saja
c.    Perusahaan multinasional dapat mempertajam kesenjataan nasional
d.   Perusahaan multinasional dapat menggunakan kekuatan ekonomi untuk menekan pemerintah
e.   Perusahaan multinasional dapat menekan pajak local dengan ‘transfer pricing’

Terlepas dari pandangan-pandangan tersebut, Indonesia masih banyak membutuhkan uluran penanam modal asing tersebut. Beberapa alasan yang melatar belakangi masalah tersebut, antara lain :
a.   Kemampuan menabung masyarakat Indonesia yang belum sempurna, sehingga kebutuhan modal dalam negeri masih kurang
b.   Masih banyak sektor yang belum dapat dikelolah sendiri oleh tenaga maupun manajemen dalam negeri
c.    Belum efisiennya produksi untuk jenis-jenis komoditi tertentu, sehingga lebih menguntungkan jika diserahkan pengelolaannya pada investor asing
d.   Meskipun masih sedikit, kita dapat belajar dan mencoba proses transfer ‘kemampuan’ dari para perusahaan multinasional tersebut, disamping perusahaan tersebut banyak juga turut membantu pemerintah dalam membuka pusat usaha baru di tempat-tempat yang selama ini jauh dari kegiatan ekonomi

BAB 4. Sumber
·      Aris Budi Setyawan, 1997, Perekonomian Indonesia, Quadrata, Universitas Gunadarma, Jakarta.
·      Ekonomi pembangunan; masalah dan dasar kebijakan,
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.



Kamis, 29 Maret 2012

PENGANGGURAN


BAB 1. Pendahuluan

Di sebuah Negara berkembang seperti Indonesia, mempunyai masalah yang sangat serius dibidang pengangguran . walau masih banyak lagi yang perlu d perhatikan tetapi pengangguran sudah memjadi hal yang sering d bicarakan oleh kalangan wakil rakyat . Sudah sering di bicarakan tetapi sampai detik ini belum ada hasil yang memuaskan. Padahal pengangguran menyebabkan munculnya dampak negatif yang cukup besar, seperti kemiskinan dan timbulnya tindakan kriminal . Dalam karya tulisan ini saya akan memberi informasi mengenai pengertian pengangguran, jenis-jenis pengangguran, dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional, cara mengatasi pengangguran, dan usaha meningkatkan mutu tenaga kerja . Tujuan saya memilih judul pengangguran agar bisa menjelaskan kepada pembaca tentang masalah yang di hadapi pemerinta selama ini .

BAB 2. Teori

Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru . Sedangkan tingkat pengangguran adalah perbandingan antara jumlah penganggur dan jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk persentase . Pada umumnya pengangguran terjadi karena jumlah angkatan kerja melonjak naik dan tidak sebanding dengan lowongan pekerjaan yang di sediakan oleh pemerintah atau instansi swasta . Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas), baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja . Sering kali pengangguran di kaitkan dengan ekonomi masyarakat, yang akan menyebabkan terjadinya kemiskinan dan akan memicu tindakan kriminal dimana-mana .

Jika peningkatan jumlah angkatan kerja di suatu Negara tidak diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerja, maka pengangguran di Negara tersebut akan melonjak naik . Sebaliknya jika peningkatan jumlah angkatan kerja diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerjanya, maka tingkat penganggurannya rendah .

                          

Ø Jenis pengangguran dan penyebabnya
Pengangguran dapat dikelompokkan menurut faktor penyebab terjadinya danmenurut lama waktu kerjanya :
1.  Jenis pengangguran menurut faktor penyebab terjadinya
a.  Pengangguran konjungtur/siklis (cyclical unemployment)
adalah pengangguran yang berkaitan dengan turunnya kegiatan perekonomian suatu Negara . Pada saat itu, daya beli masyarakat menurun dan akibatnya banyak barang menumpuk di gudang. Contoh kasusnya, perusahaan industri mengurangi kapasitas produksi dan mungkin juga menghentikan kegiatan produksinya karena barang-barang tidak laku di pasar .

b.  Pengangguran struktural
adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian . Perubahan tersebut memerlukan keterampilan baru agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru . contoh kasusnya, penggunaan traktor di sector pertanian mengakibatkan sebagian buruh tani menganggur .

c.   Pengangguran friksional
adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja . Kesulitan tersebut antara lain waktu yang diperlukan dalam proses pelamaran dan sleksi oleh pemberi kerja . Pengangguran terjadi karena faktor jarak dan kurangnya informasi . Contoh kasusnya, pelamar yang berada di pedalaman tidak mengetahui di mana yang ada menyediakan lowongan dan pemberi kerja juga tidak mengetahui di mana tersedia tenaga kerja yang memenuhi syarat .

d.  Penangguran musiman
adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim . adanya waktu yang tidak terpakai karena tidak ada pekerjaan dari musin yang satu ke musim lainnya . Contoh kasusnya, di sektor pertanian, umumnya setelah habis panen sampai musim tanam, petani tidak ada pekerjaan .



2.  Jenis pengangguran menurut lama waktu kerja
Berdasarkan lama waktu kerja, pengangguran dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu pengangguran terbuka, setengah menganggur, dan pengangguran terselubung .
a.  Pengangguran terbuka (open unemployment)
Adalah dimana orang sama sekali tidak berkerja dan berusaha mencari kerja . pengangguran terjadi karena lapangan kerja yang tidak terserdia, ketidak  cocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pekerjaan, dan tidak mau berkerja .

b.  Setengah menganggur (underemployment)
Adalah situasi dimana orang berkerja, tapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh.

c.   Pengangguran terselubung (disguised unemployment)
Terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal . Kondisi ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya . Dampak ketidakcocokan akan terpengaruh pada produktifitas  kerja dan penghasilan yang rendah .

Ø Dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional
Pengangguran tersebut dapat menimbulkan dampak terhadap pembangunan nasional, pengangguran tersebut adalah masalah pokok dalam suatu masyarakat modern . Jika tingkat pengangguran tinggi, maka sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot . Berikut ini ada beberapa dampak dari pengangguran :
a.  Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah pendududk . oleh karena itu, nilai pendapatan nasional yang semakin kecil akibatnya pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan per kapita .



b.  Penerimaan Negara
Salah satu sumber penerimaan Negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan . Apabila tingkat pengangguran meningkat maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan akan berkurang. Akibatnya penerimaan Negara pun berkurang .

c.   Beban pisikologis
Semakin lama orang menganggur, semakin besar beban pisikologis yang harus ditanggung. Secara pisikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan minder karena status social yang belum jelas, dan berdampak pada kehidupan sehari-hari.

d.  Biaya social
Dengan semakin besanya jumlah pengangguran, semakin besar pula biaya social yang harus dikeluarkan. Biaya social itu mencangkup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan .

BAB 3. Pembahasan

Masalah pengangguran tidak hanya menerpa masyarakat kalangan bawah saja. Masyarakat yang dirasa berkecukupan pun juga mengalami permasalahan tersebut. Banyak faktor yang mendukung terhadap permasalahan tersebut, antara lain :
1.  Faktor kemiskinan
Banyak jumlah pengangguran dari kalangan masyarakat miskin. Karena untuk membutuhkan pekerjaan itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Contohnya: Di suatu pabriki, untuk menjadi seorang karyawan di pabrik tersebut, harus ada orang dalam yang mebantu dan menjamin pekerjaan dapat diraih. Selain itu juga ada orang yang masuk pabrik tersebut harus memakai jasa calo dengan memberikan uang jerih payah. Dan nominal uang tersebut tidak sedikit. Dan kesimpulannya, orang yang tidak mempunyai uang maka tidak dapat bekerja.

2.  Faktor Pendidikan
Banyak anak putus sekolah juga merupaka salah satu faktor yang menunjang pengangguran. Karena untuk bekerja di zaman sekarang, harus bisa calistung (baca, tulis, hitung) minimal tamatan SMA. Itupun hanya pekerjaan berkisar Pembantu Rumah Tangga (PRT), Baby sister, dll. Namun  di era globalisasi sekarang sudah ada agen baby sister dan PRT. Jadi semakin sulit anak yang putus sekolah itu mendapat pekerjaan yang berpenghasilan layak.
Dari pendidikan juga belum ada kurikulum yang mampu menciptakan dan mengembangkan kemandirian Sumber Daya Manusia yang sesuai kebutuhan dunia kerja.

3.  Faktor Keahlian
Untuk zaman sekarang, diperlukan manusia yang kreatif dan inovatif. Meskipun hanya lulusan SMA, jika seseorang itu mempunyai keahlian dan keterampilan , maka orang tersebut bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Contohnya, membuat kue, membuat prakarya, membuat kerajinan, dll . Tetapi, masyarakat Indonesia pada umumnya malas untuk berkerja keras, bekerja dari nol maka karena itu pula pengangguran tercipta.

4.  Faktor Budaya
Telah disebutkan bahwa sindrom pengangguran tidak hanya terjadi di kalangan bawah saja. Namun, kalangan atas pun ada. Ini dikarenakan faktor budaya. Orang yang senantiasa hidup berkecukupan, ingin memperoleh pekerjaan yang layak. Sedangkan segala sesuatu itu harus mengalami proses yang jelas. Kebanyakan dari orang tersebut menginginkan kerja yang enak saja tanpa melakukan proses.

Untuk mengatasi pengangguran yang semakin meningkat, perlu adanya usaha peningkatan mutu tenaga kerja. Peningkatan mutu tenaga kerja ini melibatkan  pemerintah, pihak swasta (perusahaan), dan individu itu sendiri. Dapat di jelaskan, antara lain :
a.  Pemerintah
Pemerintah mendirikan berbagai pusat latihan kerja. Upaya tersebut bertujuan untuk melatih orang menjadi manusia terampil, berinisiatif, dan kreatif. Usaha tersebut disertai pula dengan usaha peningkatan mutu sekolah kejuruan, penciptaan kondisi yang kondusif  bagi penanaman modal, transmigrasi, dan kluarga berencana.
b.  Pihak swasta (Perusahaan)
Langkah yang di ambil oleh pihak swasta untuk ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu tenaga kerja adalah berkerja sama dengan sekolah dan kampus. Kerja sama yang bisa dilakukan oleh pihak swasta dengan sekolah dan kampus adalah menyediakan kesempatan bagi para siswa dan mahasiswa untuk kerja praktek atau magang di perusahaan yang bersangkutan. Program magang ini akan member pemahaman secara lebih baik kepada calon tenaga kerja mengenai dunia kerja yang sesungguhnya.

c.   Individu
Beberapa langkah yang harus diambil oleh setiap individu dalam meningkatkan mutu dirinya dalah sebagai berikut.
·     Membekali diri dengan berbagai hal yang dikehendaki oleh perusahan
Dalam mencari kerja, seseorang harus membekali diri dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang disyaratkan oleh perusahaan secara umum, seperti keterampilan computer, keterampilan bahasa inggris, dan keahlian khusus sesuai pekerjaan yang di tawarkan

·     Menanamkan jiwa wirausaha
Berkerja bukan hanya bergabung dengan suatu instansi atau perusahaan. Bila belum berkerja pada instansi atau perusahaan, seseorang bisa berkerja secara mandiri dengan berwirausaha.

BAB 4. Sumber
·        Buku Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI (ESIS)
Disusun oleh Drs. Alam S., MM