Selasa, 29 November 2011

Lonjakan Harga Beras di Akhir Tahun



Jakarta - Di akhir tahun ini pemerintah memprediksikan harga beras akan naik. Langkah antisipasi dilakukan dengan menjaga stok mencukupi sehingga laju inflasi tertahan.

Demikian disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan ketika ditemui di kantorn Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (18/11/2011).

"Sampai Desember yang paling kita takuti harga beras. Tapi perkembangan harga mingguan dan harian terlihat nggak banyak pemicu inflasi tahun ini. Walaupun ada secara gradual itu harga beras naik tapi tidak seperti peristiwa di 2010," jelas Rusman.

Dia mengatakan, tahun ini dipastikan produksi beras Indonesia menurun. Namun dia bisa memastikan produksi akan kembali naik di 2012.

"Saya sudah meyakinkan para petani bahwa nggak usah kecewalah kalau tahun 2011 misalnya produksi padi kita memang menurun karena kan memang tinggal dua bulan ini kan," kata Rusman.

Mantan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) ini yakin di 2012 akan ada kenaikan produksi beras yang tinggi. 

Harga beras Desember hingga Februari nanti menurut Rusman akan terus tinggi karena trennya memang seperti itu tiap tahun. Di akhir dan awal tahun panen tidak terjadi.

"Tapi mulai Maret kita menikmati deflasi dari harga beras dan itu berikan sumbangan. Bulan-bulan deflasi itu biasanya bulan-bulan harga beras turun juga," imbuh Rusman.

Di November ini Rusman memperdiksikan sumbangan beras terhadap inflasi mencapai 1-2%. Pemerintah tidak perlu mengimpor selama suplai bisa dijaga dengan baik.

Bank RI Boros Karena Iklim Ekonomi Tak Kondusif



Jakarta - Suku bunga kredit perbankan yang tinggi di Indonesia disebabkan karena perbankan tidak efisien alias boros. Perbankan boros karena kondisi ekonomi yang tidak kondusif.

"Memang bank kita tidak efisien, tapi yang membuat bank tidak efisien itu kan bukan karena keinginan bank, salah satunya sektor riil, infrastruktur, inflasi juga yang belum baik ini menyebabkan bank tidak efisien," jelas Pengamat Ekonomi Agustinus Prasetyantoko kepada wartawan di Gedung KPPU, Jakarta, Jumat (18/11/2011).

Menurut Prasetyantoko, tingginya bunga kredit dikarenakan bank sulit beradaptasi dengan lingkungan ekonomi makro. Bank-bank di negara ASEAN lain, sambungnya mampu lebih efisien karena inflasi yang rendah dan struktur perbankannya jelas.

"Kan aset bank-bank kita sangat berbeda jauh antara bank satu dengan yang lain. Otomatis ketika bank yang ingin menurunkan bunga kreditnya harus melihat bank-bank lain jika tidak ingin terjadi migrasi dana," paparnya.

Di tempat yang sama Komisaris Bank Mutiara, Eko B. Supriyanto menegaskan industri perbankan tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Namun kondisi dan struktur aset perbankan yang perlu dibenahi.

"Sektor perbankan tidak bisa disalahkan. Nah itu PR (pekerjaan rumah) di pemerintah juga untuk meningkatkan efisiensi di sektor riil, dan inflasi. Nah inflasi tinggi itu maka deposan minta suku bunga tinggi. Kalau inflasi bisa 2% itu suku bunga juga bisa ikut rendah," kata Eko.

Menurutnya, dengan tingginya suku bunga tersebut, maka tidak heran bila sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi target market paling seksi bagi perbankan saat ini. Karena sektor tersebut dinilai tidak sensitif untuk tingkat suku bunga.

Seperti diketahui tingkat suku bunga pinjaman perbankan di Tanah Air jauh lebih tinggi dibanding negara-negara kawasan Asia Tenggara. Selain faktor sektor riil, tingkat inflasi dinilai turut memberikan sumbangan yang tidak kalah besar.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memang memanggil beberapa kalangan bankir dan pengamat perihal struktur oligopoli di industri perbankan RI yang menyebabkan bank susah untuk menurunkan bunga kreditnya.

Pihak KPPU mengendus persaingan yang tidak sehat akibat adanya indikasi kartel bank dalam menetapkan bunga kreditnya.

Persepsi konsumen


Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Persepsi mempunyai implikasi strategi bagi para pemasar, karena para konsumen mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka rasakan, daripada atas dasar realitas yang obyektif.

UNSUR-UNSUR PERSEPSI
·         SENSASI
Sensasi merupakan respon yang segera dan langsung dari alat panca indera terhadap stimuli yang sederhana (iklan, kemasan, merk). Stimulus adalah setiap unit masukan yang diterima oleh panca indera. Kepekaan konsumen merujuk pada pengalaman berupa sensasi. Kepekaan terhadap stimuli berbeda-beda sesuai dengan perbedaan kualitas indera penerima individu dan besarnya atau intensitas stimuli yang dialaminya.

·         AMBANG ABSOLUT
Tingkat terendah dimana seseorang dapat mengalami sensasi disebut ambang absolut. Titik dimana seseorang dapat mengetahui perbedaan antara “ada sesuatu” dan “tidak ada apa-apa” merupakan ambang absolut orang itu terhadap stimulus tersebut. Dalam bidang persepsi, istilah penyesuaian diri khususnya merujuk pada “menjadi terbiasa” terhadap sensasi dan tingkat stimulasi tertentu.

·         AMBANG DIFERENSIAL (JUST NOTICEABLE DIFFERENCE)
Perbedaan terkecil (minimal) yang dapat dirasakan antara dua macam stimuli yang hampir serupa disebut ambang diferensial atau just noticeable difference (perbedaan yang masih dapat dilihat) disingkat j.n.d. Ernest Weber seorang ilmuwan Jerman abad 19 menemukan bahwa j.n.d. antara dua stimuli tidak merupakan jumlah absolut tetapi jumlah relative atas intensitas stimulus pertama. Hukum Weber menyatakan bahwa semakin besar stimulus pertama, semakin besar intensitas tambahan yang dibutuhkan supaya stimulus kedua dapat dirasakan perbedaannya.

Aplikasi j.n.d ke Pemasaran 
Para produsen dan pemasar berusaha menetapkan j.n.d. yang relevan untuk produk mereka karena dua alasan yang sangat berbeda yaitu:
1.    Supaya berbagai perubahan negatif (misalnya, pengurangan ukuran atau kualitas produk, atau peningkatan harga produk) tidak dapat dengan mudah dilihat oleh publik (tetap dibawah j.n.d.),
2.    Supaya perbaikan produk (seperti kemasan yang diperbaharui, ukuran yang diperbesar, atau harga yang lebih rendah) sangat jelas bagi para konsumen tanpa pemborosan yang tidak berguna (berada di tingkat atau sedikit di atas j.n.d.).
PERSEPSI SUBLIMINAL
Kebanyakan stimuli dirasakan oleh para konsumen di atas tingkat kesadaran mereka, tetapi stimuli yang lemah dapat dirasakan di bawah tingkat kesadaran, yaitu dapat merasakan stimuli tanpa secara sadar telah melakukannya. Stimuli yang terlalu lemah untuk terlihat atau terdengar secara sadar mungkin akan cukup kuat untuk dapat disadari oleh satu sel atau lebih penerima, proses ini disebut persepsi subliminal. Persepsi stimuli yang berada di atas tingkat kesadaran secara teknis disebut persepsi supraliminal walaupun biasanya agar lebih sederhana biasa disebut persepsi.

Riset Mengenai Persepsi Subliminal
Riset menyangkal pendapat bahwa stimuli subliminal mempengaruhi keputusan membeli konsumen. Serangkaian eksperimen laboratorium yang sangat imajinatif dan diadakan mengikuti dengar pendapat publik tersebut mendukung pendapat bahwa individu dapat merasakan sesuatu di bawah tingkat kesadaran mereka, tetapi tidak menemukan bukti bahwa mereka dapat dibujuk untuk bertindak sebagai respon terhadap stimulasi subliminal.
Mengevaluasi Keefektifan Persuasi Subliminal

Suatu tinjauan literatur menyatakan bahwa riset persepsi subliminal berdasarkan pada dua pendekatan teoritis, yaitu:

  1. Pengulangan stimuli yang sangat lemah secara terus-menerus mempunyai pengaruh tambahan yang memungkinkan stimuli itu membangun daya tanggapan terhadap berbagai penyajian.
  2. Stimuli seksual subliminal menimbulkan motivasi seksual yang tidak disadari
Meskipun demikian, belum ada studi yang menunjukkan bahwa salah satu pendekatan teoritis ini telah digunakan secara efektif oleh para pemasang iklan untuk meningkatkan penjualan. Ringkasnya, walaupun ada bukti bahwa stimuli subliminal dapat mempengaruhi reaksi afektif, namun tidak ada bukti bahwa stimulasi subliminal dapat mempengaruhi motif atau tindakan konsumsi.

DINAMIKA PERSEPSI
Individu sangat selektif mengenai stimuli mana yang mereka “akui”, secara tidak sadar mengorganisir stimuli yang benar-benar mereka akui menurut prinsip-prinsip psikologis yang dipegang secara luas dan menginterpretasikan stimuli tersebut secara subyektif sesuai dengan kebutuhan, harapan, dan pengalaman. Tiga aspek persepsi adalah seleksi, organisasi, dan interprestasi stimuli.

SELEKSI BERDASARKAN PERSEPSI
Para konsumen secara tidak sadar banyak menggunakan kemampuan memilih aspek-aspek lingkungan mana (stimuli mana) yang mereka rasakan. Stimuli mana yang terpilih tergantung pada dua faktor utama selain sifat stimulus itu sendiri, yaitu:
1.    Pengalaman konsumen sebelumnya, karena hal tersebut mempengaruhi harapan-harapan mereka (apa yang mereka siapkan atau “tetapkan” untuk dilihat),
2.    Motif mereka pada waktu itu (kebutuhan, keinginan, minat, dan sebagainya).
Setiap faktor ini dapat membantu meningkatkan atau mengurangi kemungkinan bahwa suatu stimulus akan dirasakan.

Berbagai Konsep Penting Mengenai Persepsi Selektif
Pemilihan stimuli konsumen dari lingkungan berdasarkan pada interaksi berbagai harapan dan motif mereka dengan stimulus itu sendiri. Prinsip persepsi yang selektif meliputi konsep-konsep berikut ini: pembukaan diri yang selektif, perhatian yang selektif, pertahanan terhadap persepsi, dan halangan persepsi.


PENGELOMPOKAN PERSEPSI
Para konsumen mengorganisasikan semua persepsi mereka menjadi satu keseluruhan. Prinsip-prinsip khusus yang mendasari pengelompokkan persepsi seringkali disebut psikologi Gestalt. Tiga prinsip yang paling dasar adalah figur dan dasar, pengelompokan, dan penyelesaian.

INTERPRETASI PENAFSIRAN PERSEPSI
Penafsiran stimuli sangat subyektif dan didasarkan pada apa yang diharapkan konsumen untuk dilihat dari pengalaman sebelumnya, banyaknya penjelasan yang masuk akal yang dapat dibayangkannya, motif dan minat pada waktu timbulnya persepsi, dan kejelasan stimulus itu sendiri. Pengaruh yang cenderung menyimpangkan penafsiran yang obyektif diantaranya:
·      Penampilan fisik,
·      Stereotip,
·      Berbagai petunjuk (isyarat) yang tidak relevan,
·      Kesan pertama, dan
·      Kecenderungan mengambil keputusan yang terlalu cepat

BERBAGAI CITRA KONSUMEN
Sebagaimana para individu merasakan citra diri sendiri, mereka juga merasakan citra produk dan citra merk. Produk dan merk mempunyai nilai simbolis bagi individu, yang menilainya atas dasar konsistensi (kesesuaian) dengan gambaran pribadi mengenai diri sendiri.

PENGATURAN DAN PENGATURAN ULANG POSISI PRODUK
Citra yang dipunyai produk tertentu dalam pikiran konsumen yaitu pengaturan posisinya, yang mungkin lebih penting bagi sukses akhir daripada karakteristik produk yang sebenarnya. Produk dan jasa yang dirasa menyenangkan mempunyai peluang yang jauh lebih baik untuk dibeli daripada produk dan jasa yang mempunyai citra tidak menyenangkan atau netral. Tanpa memperhatikan seberapa baik posisi produk tertentu, pemasar mungkin terpaksa mengatur ulang posisi produk untuk merespon peristiwa pasar (seperti pesaing mengurangi pangsa pasar merknya), atau memenuhi perubahan kelebih-sukaan konsumen, dan lain sebagainya.

PENGATURAN POSISI JASA
Dibandingkan dengan perusahaan pabrikan, para pemasar jasa menghadapi beberapa masalah yang unik dalam mengatur posisi dan mempromosikan penawaran. Karena jasa tidak dapat dilihat, citra menjadi faktor kunci dalam membedakan faktor jasa dari para pesaingnya. Dengan demikian, tujuan pemasaran adalah untuk memungkinkan konsumen menghubungkan suatu citra khusus dengan merk khusus.

PANDANGAN ATAU PERSEPSI MENGENAI HARGA
Bagaimana konsumen memandang harga tertentu (tinggi, rendah, wajar) mempunyai pengaruh yang kuat terhadap maksud membeli dan kepuasan membeli. Para konsumen mengandalkan harga acuan internal maupun eksternal ketika menilai kewajaran harga. Harga acuan adalah setiap harga yang digunakan konsumen sebagai dasar perbandingan dalam menilai harga lain. Harga acuan internal adalah harga-harga (rentang harga) yang didapat kembali oleh konsumen dari ingatan.

KUALITAS YANG DIRASAKAN ATAU DIPERSEPSIKAN
Para konsumen sering menilai kualitas suatu produk atau jasa berdasarkan berbagai macam isyarat informasi, beberapa diantaranya intrinsik terhadap produk (seperti, warna, ukuran, rasa, aroma), sedangkan yang lain bersifat ekstrinsik (misalnya, harga, citra toko, citra merk, lingkungan jasa). Dalam keadaan tidak adanya pengalaman langsung atau informasi lain, parakonsumen sering mengandalkan harga sebagai indikator kualitas.

Skala SERVQUAL, dirancang untuk mengukur kesenjangan harga antara harapan pelanggan mengenai pelayanan dan persepsi konsumen mengenai pelayanan yang diberikan, yang didasarkan pada lima dimensi berikut ini:
1.    Nyata, penampilan fasilitas fisik, peralatan, personalia, dan alat-alat komunikasi.
2.    Reliabilitas, kemampuan menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan, yang bisa diandalkan dan akurat.
3.    Daya tangkap, kesediaan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat.
4.    Jaminan, pengetahuan dan sopan santun karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
5.    Empati, kepedulian dan perhatian perorangan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan.
CITRA TOKO RITEL
Toko-toko ritel (toko eceran) mempunyai citra toko itu sendiri yang membantu mempengaruhi kualitas produk yang dirasakan, maupun keputusan konsumen mengenai dimana akan berbelanja. Suatu studi mengenai citra toko ritel yang didasarkan pada strategi penetapan harga komparatif menemukan bahwa para konsumen cenderung menganggap toko-toko yang menawarkan diskon kecil pada sejumlah barang sebagai toko yang secara keseluruhan menawarkan harga-harga yang lebih rendah daripada toko-toko pesaing yang memberikan diskon yang lebih besar pada lebih sedikit produk

CITRA PABRIKAN
Citra konsumen meluas melampaui harga dan citra toko yang dirasakan terhadap produsennya sendiri. Pabrikan yang menikmati citra yang baik biasanya merasakan bahwa berbagai produk mereka yang baru lebih mudah diterima daripada produk pabrikan yang mempunyai citra yang kurang baik atau citra yang netral.

RISIKO YANG DIRASAKAN
Para konsumen sering merasa adanya risiko dalam melakukan pilihan produk karena adanya ketidakpastian mengenai konsekuensi keputusan produk mereka. Tipe risiko utama yang paling sering dirasakan para konsumen ketika mengambil keputusan mengenai produk meliputi:
·      Risiko Fungsional adalah risiko bahwa produk tidak mempunyai kinerja seperti yang diharapkan.
·      Risiko Fisik adalah risiko terhadap diri dan orang lain yang dapat ditimbulkan produk.
·      Risiko Keuangan adalah risiko bahwa produk tidak akan seimbang dengan harganya.
·      Risiko Sosial adalah risiko bahwa pilihan produk yang jelek dapat menimbulkan rasa malu dalam lingkungan social.
·      Risiko Psikologis adalah risiko bahwa pilihan produk yang jelek dapat melukai ego konsumen.
·      Risiko Waktu adalah risiko bahwa waktu yang digunakan untuk mencari produk akan sia-sia jika produk tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan.
Para konsumen mengembangkan strategi mereka sendiri untuk mengurangi resiko yang diharapkan meliputi:
·      Konsumen mencari informasi,
·      Konsumen setia kepada merk,
·      Konsumen memilih berdasarkan citra merk,
·      Konsumen mengandalkan citra toko (pedagang ritel yang mempunyai nama baik),
·      Konsumen membeli model yang termahal,
·      Konsumen memberi jaminan.

Senin, 28 November 2011

SISTEM INFORMASI DAN STRATEGI BISNIS



    Sistem informasi strategis, sistem komputer yang digunakan level organisasi untuk mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa, atau relasi lingkungan untuk membantu organisai meraih keunggulan kompetitif.

    Keputusan strategi bisnis dari perusahaan tergantung pada:
    § Produk dan jasa yang dhasilkan perusahaan
    § Industri di mana perusahaan bersaing
    § Pesaing, pemasok, dan pelanggan dari perusahaan
    § Tujuan jangka panjang dari perusahaan

    Strategi level Bisnis: Model Rantai Nilai
    Strategi yang paling umum untuk level ini adalah:
    1.    menjadi penghasil produk dengan biaya produksi yang rendah
    2.    mendiferensiasikan produk dan jasa
    3.    mengubah lingkup persaingan baik dengan cara memperluas pasar sampai ke pasar global maupun dengan mempersempit pasar.

    Model rantai nilai, model yang memberi perhatian pada aktivitas primer dan pendukung yang menambah nilai bagi produk dan jasa perusahaan di mana sistem informasi paling baik diterapkan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
    Aktivitas primer yaitu aktivitas yang langsung berhubungan dengan produksi dan distribusi produk perusahaan atau jasa. Sedangkan aktivitas pendukung adalah aktivitas yang memungkinkan pelaksanaan aktivitas primer. Terdiri dari infrastruktur organisasi, sumber daya manusia, teknologi, dan pengadaan.
    Nilai web mengacu ke jaringan pelanggan-terkendali pada perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan rantai nilainya agar secara kolektif menghasilkan produk atau jasa kepada pasar.

    Produk dan Jasa Sistem Informasi
    System yang menciptakan diferensiasi produk:
    §  Perusahaan dapat menggunakan IT untuk mengembangkan produk-produk berbeda.
    §  Menciptakan loyalitas merek dengan mengembangkan produk yang unik dan baru dan jasa
    §  Produk dan jasa tidak mudah diduplikasi oleh pesaing. Contohnya, Dell Corporation.

    Sistem yang Mendukung Ceruk Pasar
    Analisis intensif menggunakan data pelanggan untuk mendukung cara-cara baru menghubungi dan melayani pelanggan yang memungkinkan untuk mengembangkan pasar baru untuk produk atau jasa khusus. Contohnya, program frequent guest Hotel Wyndam

    Supply Chain Management dan Sistem Respon Pelanggan Efisien
    Sistem yang menghubungkan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai pemasok dan konsumen. System yang secara langsung menghubungkan kembali perilaku konsumen ke distributor, produksi, dan supply chain. Contoh: Wal-Mart menghubungkan langsung pembelian pelanggan ke pemasok hampir saat itu juga. pekerjaan pemasok adalah untuk memastikan produk yang dikirim ke toko untuk menggantikan produk yang dibeli.

    IT pada level organisasi digunakan untuk menghindari beralihnya konsumen ke pemasok lain dan mengikat mereka pada perusahaan. Biaya penggantian adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atau perusahaan untuk waktu dan sumber daya yang terbuang sewaktu berganti dari satu pemasok atau ke sistem pemasok atau sistem pesaing. Contohnya, Baxter International.

    Strategi level-perusahaan dan Teknologi Informasi
    Memperluas kompetensi inti, kegiatan di mana perusahaan unggul sebagai pemimpin kelas dunia. Sistem informasi mendorong berbagi pengetahuan di seluruh unit bisnis dan karena itu perusahaan meningkatkan kompetensi.

    Strategi level-industri dan Sistem Informasi: kekuatan-kekuatan kompetitif dan perekonomian jaringan. Perusahaan beroperasi di lingkungan lebih besar yang terdiri dari perusahaan lain, pemerintah, dan bangsa. Kemitraan informasi, aliansi kerjasama yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan yang bertujuan berbagi informasi untuk memperoleh keuntungan strategis. Membantu perusahaan mendapatkan akses ke pelanggan baru, menciptakan peluang-peluang baru untuk cross-selling dan penargetan produk.

    Model lima kekuatan Porter
    Dalam lingkungan yang lebih besar, terdapat lima kekuatan utama atau ancaman:
    1.         Pasar baru pendatang
    2.         Produk dan jasa pengganti
    3.         Pemasok
    4.         Pelanggan
    5.         Perusahaan lain yang bersaing secara langsung

    Model kekuatan kompetitif, model yang digunakna untuk menjelaskan interaksi dari pengaruh-pengaruh eksternal, ancaman-ancaman khusus dan peluang-peluang, yang mempengaruhi strategi dan kemampuan organisasi dalam bersaing. Teknologi internet telah mempengaruhi struktur industri dengan
    §  Memberikan teknologi yang mempermudah para pesaing untuk berkompetisi dalam hal harga dan para pemain baru pada pasar.
    §  Meingkatkan informasi yang tersedia bagi pelanggan dalm hal harga sehingga meningkatkan bargaining powernya.
    §  Menurunkan kekuatan pemasok
    §  Barang-barang substitusi

    Ekosistem bisnis
    IT memainkan peran yang kuat dalam menciptakan bentuk-bentuk baru produk ekosistem bisnis. Ekosistem bisnis adalah jaringan pemasok, distributor, perusahaan outsourcing, perusahaan jasa transportasi, dan teknologi manufaktur yang saling berkaitan. Sebagai contoh, Microsoft: 1 milyar PC di seluruh dunia dan ratusan ribu bisnis bergantung pada platform Microsoft. EBay: Jutaan orang dan ribuan perusahaan bisnis menggunakan platform ini. Wal-Mart: Enterprise sistem yang digunakan oleh pemasok untuk meningkatkan efisiensi

    Jaringan Ekonomi
    Produk dan layanan IT menunjukkan efek jaringan yang kuat dan berpotensi menciptakan situasi "winner take all". Jaringan menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk menambah partisipan lainnya nol atau sedikit, sebaliknya keuntungan yang diperoleh bisa semakin besar. Bertentangan dengan hukum penurunan laba pada produk industri dan pertanian. Contohnya, Nilai dari Internet tumbuh secara eksponensial dengan kenaikan linier pengguna. Karena perangkat lunak tertentu dapat menjadi standar (seperti sistem operasi Windows atau Windows Office), orang bisa terkunci ke dalam standar dan nilai Windows tumbuh karena semakin banyak orang yang menggunakannya.

    Strategi yang bagus, menggunakan IT untuk membangun produk dan jasa yang menyebabkan efek jaringan. Peluang manajemen, Perusahaan menghadapi perkembangan IT berbasis peluang untuk mendapatkan keunggulan strategis.

    Tantangan Manajemen
    §  Beberapa perusahaan menghadapi rintangan besar dalam menerapkan sistem kontemporer.
    §  Setelah keuntungan tercapai, ada kesulitan dalam mempertahankan keunggulan.
    §  Organisasi sering tidak dapat berubah untuk mengakomodasi teknologi baru dengan cukup cepat

    Pedoman Penyelesaian melakukan analisis sistem strategis
    §  Memahami struktur dan dinamika persaingan industri dimana perusahaan beroperasi.
    §  Memahami rantai nilai bisnis, perusahaan, dan industri
    §  Mempertimbangkan bagaimana perusahaan dapat mengelola "peralihan strategis" sebagai usaha untuk menerapkan sistem yang memberikan keunggulan kompetitif.

Minggu, 27 November 2011

tugas minggu ke-10


1.       Metode-metode pendekatan sumber daya manusia adalah :
·         Pendekatan sumber daya manusia
Pengelolaan dan penyalahgunaan sumber daya manusia. Martabat dan kepentingan manusia tidak diabaikan.
·         Pendekatan manajerial
Analisis prestasi pekerja dan kehidupan kerja karyawan tergantung pada atasan.
·         Pendekatan sistem
Personalia merupakan subsistem dari sistem organisasi atau perusahaan, perlu dievaluasi dengan criteria besarnya kontribusi yang dibuat.
·         Pendekatan proaktif
Dapat meningkatkan kontribusi kepada karyawan, manajer dan organisasi melalui antisipasi pada masalah yang timbul.
2.       Organisasi membuat rancangan kompensasi bagi karyawannya berguna untuk :
·         Menarik karyawan yang cakap ke dalam organisasi
·         Memotivasi karyawan mencapai prestasi unggul
·         Mencapai masa dinas yang panjang
3.       Perbedaan analisis beban kerja dan analisis tenaga kerja adalah :
·         Analisis beban kerja, meliputi : peramalan penjualan (sales forecast), penyusunan jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja untuk membuat satu unit barang.
·         Analisis tenaga krja meliputi : menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode
4.       Tindakan-tindakan yang dilakukan karyawan jika terjadi ketidak sepakatan dengan perusahaan tempat mereka bekerja adalah sebagai berikut :
·         Boikot
·         Pemogokan
·         Penghasutan
·         Memperlambat kerja
5.       Hubungan yang mengatur antara tenaga kerja dengan manajer suatu perusahaan adalah :
·         Closed shop agreement
Hanya berlaku bagi pekerja yang telah bergabung menjadi anggota serikat (persatuan).
·         Union shop agreement
Mengharuskan para pekerja untuk menjasi anggota serikat untuk periode waktu tertentu.
·         Open shop agreement
Memberikan kebebasan pekerja untuk menjadi atau tidak anggota serikat kerja